
Beberapa hari yang lalu tiba-tiba muncul berita yg cukup menggemparkan. Kenapa??? Salah satu program kerja di organisasi yg aku ikuti katanya ga diizinkan sang ketua untuk dilaksanakan. Whaat???? Padahal udah dipikirin matang-matang, udah publikasi heboh dari sana-sini, tanggalnya juga udah dekat, pokoknya tinggal launching aja lah ni ceritanya. Langsung lah berita itu menyerbak aromanya ke seantero organisasi. "Katanya, ketua ga setuju. Mana bisa gitu. Batalin kok dadakan. Apa-apaan nih. Gak bisa gitu. Kita udah capek-capek juga. Bla...bla...bla..." Beragam komentar pun mengudara. Ada yg langsung panas, berurai air mata, ngomal ngomel sana sini, dan reaksi-reaksi spontan lainnya.
Ya... Terlalu cepat tersulut emosi. Terlalu cepat bereaksi. Lupa untuk ber-husnudzan pada saudara sendiri. Hingga akhirnya ada juga yg tersadar dan langsung menanyakan hal ini pada sang ketua.
Apa jawaban beliau??? Ternyata beliau tidak pernah mengeluarkan statement kayak gitu. Yg benar, beliau hanya menyarankan agar lokasi acara sebaiknya diganti, namun jika memang tidak ada tempat yg lebih baik, yasudah tidak apa-apa.
Gedubbrakkk.....!!! Cuma gitu aja??? Ya ampun... Udah banyak energi yg dikeluarkan untuk menanggapi katanya tadi. Udah berapa banyak dosa yg ditimbulkan karna kesalahpahaman n telat tabayyun tadi? Astaghfirullah....
Cerita di atas hanya secuil kisah yg menggambarkan bahayanya efek katanya jika ditanggapi bulat-bulat. Bisa menimbulkan kesalahpahaman, su'udzan, fitnah, merusak ukhuwah, kecemasan, dan hal-hal menyeramkan lainnya sampai dengan dosa.
Sementara tabayyun (klarifikasi langsung) begitu indah dalam mengkomunikasikan suatu isu atau permasalahan pada si pihak pertama langsung. Sehingga dapat menghindari efek-efek katanya di atas. Sebagaimana secara indah Allah menasihati kita:
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik dengan membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti (klarifikasi) agar kamu tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum dengan ketidaktahuan yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. AL-Hujurat: 6)”.
Teman-teman, kisah sejenis mungkin pernah, sering, atau akan menghampiri kita. Stop..!!! Jangan cepat naik darah, jangan bereaksi aneh-aneh. Tapi segeralah tabayyun. InsyaAllah hasilnya kan lebih baik dan berita menjadi jelas.
*setiap tulisan yg dibuat adalah untuk berbagi dan menasihati diri sendiri
-Sartika Ika S-
Ya... Terlalu cepat tersulut emosi. Terlalu cepat bereaksi. Lupa untuk ber-husnudzan pada saudara sendiri. Hingga akhirnya ada juga yg tersadar dan langsung menanyakan hal ini pada sang ketua.
Apa jawaban beliau??? Ternyata beliau tidak pernah mengeluarkan statement kayak gitu. Yg benar, beliau hanya menyarankan agar lokasi acara sebaiknya diganti, namun jika memang tidak ada tempat yg lebih baik, yasudah tidak apa-apa.
Gedubbrakkk.....!!! Cuma gitu aja??? Ya ampun... Udah banyak energi yg dikeluarkan untuk menanggapi katanya tadi. Udah berapa banyak dosa yg ditimbulkan karna kesalahpahaman n telat tabayyun tadi? Astaghfirullah....
(>.<)
Cerita di atas hanya secuil kisah yg menggambarkan bahayanya efek katanya jika ditanggapi bulat-bulat. Bisa menimbulkan kesalahpahaman, su'udzan, fitnah, merusak ukhuwah, kecemasan, dan hal-hal menyeramkan lainnya sampai dengan dosa.
Sementara tabayyun (klarifikasi langsung) begitu indah dalam mengkomunikasikan suatu isu atau permasalahan pada si pihak pertama langsung. Sehingga dapat menghindari efek-efek katanya di atas. Sebagaimana secara indah Allah menasihati kita:
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik dengan membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti (klarifikasi) agar kamu tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum dengan ketidaktahuan yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. AL-Hujurat: 6)”.
Teman-teman, kisah sejenis mungkin pernah, sering, atau akan menghampiri kita. Stop..!!! Jangan cepat naik darah, jangan bereaksi aneh-aneh. Tapi segeralah tabayyun. InsyaAllah hasilnya kan lebih baik dan berita menjadi jelas.
*setiap tulisan yg dibuat adalah untuk berbagi dan menasihati diri sendiri
-Sartika Ika S-
8 komentar:
ya ya ya!! kita diajarkan untuk selalu berbaik sangka walaupun dalam pelaksanaannya sering lalai
sling mengingatkan dlm kebaikan ukh...
tabayyun is real solution
iya ukh... penyakit lama juga nih. emosi dulu, baru inget utk tabayyun. moga bisa diubah >.<
memang sebaiknya seperti itu biar tdk timbul dosa ,mudah 2an kita selalu ingat & melaksanakannya
iya mimi..
ingat kan anak2 mimi ni ya ^_^
Ya kita saling mengingatkan , ngga yg tua, yg muda bisa silaf kan ?
I like it
assalamualaikum...
itulah klemahan kbykan dari kita. gmpang bgt lupa diri. gmpang bgt tersulut emosi.
sabar, mrupakan satu sifat yg btul2 hrus kita latih dan kita dapatkan, karna efeknya sgt besar dlam keseharian kita.
innallaha ma'asshobiriin. ssghnya Allah brsma org2 yg sabar. knpa dalilnya bukan "ssguhnya Allah brsma org2 yg sholat"? krna, output sholat brupa sabar (sifat iman) itulah yg diharapkan dihasilkan oleh diri2 yg sholat. klo kita sholat tp kita msh suka mrah2 dan mksiat lainnya brrti???
saling mengingatkan untuk kebaikan...
salam kenal
ijin follow.follower#39
silahkan berkunjung en follback
Posting Komentar