17 Desember 2010

Kenapa Merah-Putih-Hijau?

6 komentar

Bulan ini warga negara Indonesia di mana pun berada lagi heboh sama yg namanya pertandingan Piala AFF. Itu tuh, sepak bola antar kawasan Asia Tenggara. Aku juga gak terkecuali. Tapi aku sih ga gila-gila amat. Gimana mau gila, wong tandingnya pas kita-kita lagi pada UAS. Jadi lah aku nonton cuma di moment gol Indonesia. Jadi, dari sudut kamar aku memasang kuping baik-baik (ya iyalah, emang bisa dilepas?). Dengan tetap mengarahkan konsentrasi ke buku, slide, dan foto copy an, aku terus menajamkan pendengaranku. Ketika keluarga yg nonton pada teriak
GOOOLLL... Aku pun berlari keluar kamar dan ikut bergembira. Terlalu di dramatisir ya? Tapi kira-kira gitu lah kejadiannya.

Di sela-sela pertandingan Indonesia vs Filipina, aku sempat liat penonton yg hadir. Salah satunya adalah Ibu Ani Yudhoyono. Beliau mengenakan jaket berlambang garuda di dadanya, kayakya sih itu jaket timnas. Awalnya aku biasa aja ngeliatnya. Tapi kalo diperhatiin, ada sesuatu yg buat aku bingung. Kok warna jaketnya Merah-Putih-Hijau? Bukannya biasanya baju seragam timnas itu warnanya Merah-Putih aja ya? Kalo pun ada, warna hitam dikit-dikit misalnya untuk nulis nama, dll. Tapi yg ini hijau. Perpaduan warna ini mengingatkan aku pada sesuatu. Iya, hari natal. Seingatku, natal itu identik sama warna merah (kostum sinterklas), putih (salju), dan hijau (pohon cemara). Hmmm, apa ada hubungannya ya? Tanya kenapa

-Sartika Ika S-
Read more...

04 Desember 2010

Ayo Meminta Maaf

5 komentar

Kata maaf memang adalah kata2 yang sangat gak asing bagi kita. Apalagi kalo menjelang Idul Fitri. Kata maaf dengan lancarnya mengalir dari mulut tiap orang, menghiasi sms kawan dan sodara, baik itu disampaikan dengan ikhlas atau pun cuma basa basi doang. Selain itu, waktu lagi ada masalah atau gesekan2 sama seseorang, kita juga bakal berusaha meminta maaf atau memaafkan. Tapi itu juga kalo ga kalah sama gengsi. Ya, kata maaf terkesan biasa atau wajar alias standar di moment itu.

Nah, gimana jadinya kalo kata maaf diucapkan tiba2 di suatu malam, ga ada angin, ga ada hujan, ga ada petir? Itulah yang kulakukan tadi malam. Tiba-tiba aku merasa gelisah dan susah tidur malam ini. Mungkin salah satu faktornya adalah beberapa hari ini aku menghadapi beberapa masalah "kecil" yang cukup menyita pikiranku. Masalah yang sebenarnya ga bakal jadi masalah kalo aku ga memikirkannya. Aku bingung apa yang harus aku lakukan untuk mengusir kegundahan ini. Tiba-tiba aku terfikir, sepertinya udah cukup lama aku ga meminta maaf dari hati terdalam sama orang2 yang sering aku temui. Kenapa aku memusatkan perhatian sama orang2 yang sering ku temui? Karena menurutku merekalah yang paling mungkin menghadapi kesalahan dan kekhilafan ku, bahkan mungkin ku sakiti perasaannya. Memang seingatku aku ga ada masalah sama mereka, tapi tetap aja yang namanya khilaf bisa dilakukan tanpa kita sadari. Lagi pula menurutku minta maaf itu ga musti harus ada masalah dulu kan... Aku pun mulai merangkai kata2 dan mengirim sms itu ke orang2 yang sering kutemui.

Setelah mengirim sms itu, perasaan ku lebih lega. Apalagi ketika menerima balasan dari mereka yang merespon baik permintaan maaf ku itu. Saat itu aku mulai berpikir, terkadang kita pernah merasa sakit hati ketika menerima ucapan atau perlakuan yang tidak menyenangkan dari orang lain. Tapi sadarkah kita, ucapan atau perlakuan tersebut mungkin ga akan kita terima kalau kita ga melakukannya juga pada orang lain. Sering kali kita merasa kesal dengan sikap orang lain pada kita, tanpa pernah mau meng-hisab atau mengintrospeksi segala yang telah kita ucapkan dan lakukan padanya. Memang tangan di atas lebih baik dari pada tangn di bawah. Namun, apakah kita hanya menunggu hingga orang lain memaafkan kita tanpa mau berusaha untuk meminta maaf atas kesalahan kita yang disengaja atau tidak? Mulai sekarang, mari kita lebih melapangkan dada kita untuk mau meminta maaf terlebih dahulu, tanpa memandang waktu untuk melakukannya.

-Sartika Ika S-
Read more...

29 November 2010

Perjalanan yang Mencekam

2 komentar

Hari ini adalah salah satu hari yang cukup membuatku galau, ketar-ketir, deg-degan, dan rasa lainnya yang bercampur menjadi es campur (jadi selera nih). Tapi tetap aja rasanya jauh dari manisnya es campur.

Gini ceritanya.... Siang setelah kuliah usai, aku pergi berjalan kaki di bawah terik matahari menyusuri jalan menuju SMA tercinta. Untuk apa lagi kalo bukan ketemu n sharing sama adik-adik junior yang masih mengunyah bangku sekolahan (pantes,, bangkunya pada sompel). Aku yang sebenarnya hari itu lagi gak mood n pikiran mumet karena "sesuatu" berusaha menyemangati diri biar bisa tampil oke pas ketemu adik-adik nanti. Sampe di sana, cipika cipiki, trus ngobrol-ngobrol ke sana ke mari mulai dari kegiatan terdekat mereka sampe bahas kondisi Indonesia dan Qatar (pembicaraan lintas negara nih....). Akhirnya, setelah tertipu sama jam dinding yang telat hampir setengah jam, kami pun memutuskan untuk pulang jam 5.10 sebelum hape ribut ditelponin ortu.

Kebetulan, salah satu junior itu rumahnya searah denganku. Jadilah kami jalan bareng ke simpang buat nunggu sudek gedek-gedek tercinta. Perlu diketahui, angkot kami ini emang tergolong langka. Dari segi jumlah, bisa diitung pake jari samoe-sampe aku hafal beberapa supirnya. Dari segi body, nih angkot beruntung berada di Indonesia karna kalo di Malaysia ato Singapur, pasti angkot-angkot ini udah diberangus karna udah melewati batas umur ekonomisnya. 5, 10, 15 menit kami berdiri diterpa polusi tapi angkot yg ditunggu ga kunjung tiba. 30 menit menanti Alhamdulillah si angkot muncul juga. Kami langsung naik dengan riang karna akhirnya bisa pulang juga. Sepanjang perjalanan, penumpang angkot yang naik sebelum kami pada ngeluh n ngumpatin su[irnya semua. Aku agak heran juga, nih orang kok pada hebring amat. Emang sih, si supir bawanya rada ga enak gitu. Nge-gas mendadak, trus tiba-tiba nge-rem. Jadi kami di angkot pada maju mundur terus duduknya. Aku yang udah capek ga terlalu peduli dengan hal itu. Yang penting sepat sampe rumah, n silaturahim sama bantal.

Udah setengah perjalanan dilewati, kami ketemu lagi sama lampu merah, kuning, ijo. Sudek pun berhenti. Tiba2 si adik yg duduk di sebelah ku berbisik "kak, dari bawah bangku depan kok keluar api?" Aku berusaha mengamati dan gak lama kemudian keluar percikan api kayak yg dibilang si adik. Weiitss, aku kaget tak terkira. Mana ada anak orang yang pulang sama aku. Kalo terjadi sesuatu kayak di sinetron2 itu gimana? Aku panic! at the angkot. Dengan sigap aku pencet bel yang ada di angkot, maksudnya mau turun n naik angkot lain. Mending ngeluarin duit lebih, dari pada nyawa terancam. Tapi dengan santainya penumpang lain bilang "gak apa-apa dek. Udah dari tadi tu". Ternyata, percikan apinya muncul karna batere aki-nya bergesekan sama bangku angkot (kalo ga salah gitu). Oke lah, alasan yang bisa diterima walopun ga buat hati tenang. Dengan penuh rasa was-was kami memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan dengan angkot itu. Rumah ortu ku semakin dekat. Si supir yang mulai haus pun mengambil botol minumnya yang dibungkus dengan plastik hitam. Ketika dia menenggak air di botol itu, aku sempat melihat kalo airnya berwarna putih keruh, bukan bening. Aku curiga. Sejak kapan supir angkot minum susu??? Penumpang lain langsung nyeletuk, "ternyata dia minum tuak*, pantes lah kayak gini...". Jrejeeng..... Aku langsung terjekut alisa terkejut. Jadi nih sopir dari tadi mabuk toh... Apa jadinya kalo dia bener-bener udah ga sadar. Bisa-bisa aku n yang lainnya bukan sampe ke rumah masing-masing, tapi malah ke rumah sakit. Aku langsung menambah speed doa n dzikir. Ya Allah, lindungilah... Karna kondisi semakin tak terkendali dan rumahku udah cukup dekat, aku n si adik memutuskan untuk segera turun dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Ini lebih baik dari pada menyerahkan nyawa pada supir angkot.

Hari ini aku mendapat pelajaran penting. Hati-hatilah dalam memilih angkot. Kalo udah menemukan hal yang mencurigakan, lebih baik segera turun dan pindah ke angkot lain. Biarlah berkorban uang, daripada berkorban nyawa.

*Tuak: sejenis wine ala orang batak. Bahasa kerennya dalah khamar

-Sartika Ika S-
Read more...

10 November 2010

Kejadian Demi Kejadian

2 komentar

Dalam minggu ini, entah kenapa para dosen pada semangat semua. Karna semangatnya, tugas yang dikasi ke kami pun jadi bertumpuk-tumpuk. Selasa aja udah diisi sama 2 tugas. Trus Rabu harus ngumpul 3 tugas sekaligus!!! Well, bukan cuma para dosen yang semangat. Kegiatan organisasi juga lagi getol-getolnya menjaring anak-anak kampus diberbagai acara. Alhasil, aku yang adalah salah satu panitia lebih tepatnya koordinator konsumsi harus rela pulang sore tiap hari demi menghadiri syuro' ke syuro'. Gimana enggak, secara acaranya udah tinggal 2 hari lagi alias Jumat-Minggu ini. Fiuhh..... Asli seminggu ini jadi hanro' alias hantu syuro'. Hehheheh.....

Emang untuk aku yang punya badan pas-pasan ini, capek juga rasanya harus memenuhi semua tuntutan peran (kayak artis aja...). Awalnya sempat terbersit juga "bisa gak ya jalanin semua? Apalagi nyelesaikan pe-er". Tapi ternyata semua keraguan itu bisa kujawab dengan tegas. Tidak....!!!! Setelah diselami, diresapi, dan dijalani ternyata semua itu tidak menghalangiku untuk memenuhi tanggung jawab itu. Makin banyak kegiatan n kerjaan, malah membuat kita makin bisa bagi waktu. Jadi tiap hari kerjaanku ngatur schedule harian. Jam segini ke sini, jam segitu ke situ, dst. Malahan ada tuh temanku yang kerjaannya kuliah-rumah aja, tapi tugasnya baru selesai beberapa saat sebelum dikumpul. So, ga aktif organisasi ga jadi jaminan prestasi tinggi kan...

Emang jalan yang harus dilalui itu ga selalu mulus. Sempat juga ada kesalahpahaman sama teman panitia yang lain, urusan yang belum beres menjelang acara, dll. Tapi alhamdulillah Allah Maha Pengasih. Semua urusan dilancarkan. Disaat itu Allah juga memberikan saudari yang baik hati yang mau mendengarkan n menenangkan :D

Dari sekian kejadian minggu ini, banyak hikmah yang bisa diambil. Semuanya buat aku makin yakin sama pertolongan Allah dan janjiNya yang ga akan memberikan cobaan melebihi kemampuan hambaNya.

Tetap Semangat kawan-kawan... Innallaha ma'ana :D

-Sartika Ika S.-
Read more...

20 Oktober 2010

20.10.2010. Apa yang Spesial???

0 komentar
Hari ini ku awali dengan nasi plus sambel teri. Trus pergi ke kampus juga masih naik angkot kayak biasa. Dan lagi-lagi nyampe kampus pak dosen tercinta yang udah dinanti-nanti kemurahannya untuk berbagi ilmu ternyata ga datang. Tapi itu juga biasa. Jadi intinya pagi ini ga beda-beda amat sama pagi-pagi sebelumnya. Tapi kenapa teman2 pada heboh bin hebring pagi ini? Setelah pasang antena tinggi-tinggi, trus agak digeser kiri kanan dikit akhirnya aku dapat beritanya. Jadi mereka tu pada heboh karena hari ini tanggal 20 bulan 10 tahun 2010 alias 20.10.2010. Aku juga baru sadar!

Tanggal ini dianggap keramat sama sebagian mereka karena susunanya yang pas antara tanggal, bulan, n tahunnya. Jadi banyak juga yang manfaatin moment ini buat ngelakuin sesuatu yang spesial supaya diabadikan ditanggal cantik, gitu sih kata-katanya. Oke lah aku terima. Namanya juga masa muda, masa yang berapi-api (tu kata bang haji lho).

Perjalanan berlanjut. Antena masih dipasang tinggi-tinggi buat nangkap sinyal-sinyal mencurigakan. Eh, dapet. Denger-denger ada demonstrasi di berbagai daerah hari ini. Ya ampun, mentang-mentang tanggal cantik jadi maau diabadiin dengan ngadain demo besar-besaran ya bang??? Eitts, ternyata bukan itu. Denger-denger lagi, hari ini bertepatan sama 1 tahun pemerintahan bapak presiden n wakilnya. Haaa, udah setahun ya??? Kayaknya ni negara masih gini-gini aja deh.

Oke lah. Pertama-tama saya ucapkan selamat buat bapak-bapak yang udah 1 tahun duduk-duduk di bangku kekuasaan. Trus nih pak, saya sih cuma mau ingetin aja kalo setahun yang lalu bapak-bapak tu udah bersumpah demi Allah untuk menjalankan tugas lho... Jadi jangan cuma maunya curhat ke masyarakat, tapi justru dengerin dong curahan n jeritan hati masyarakat, trus lakukan perubahan supaya masyarakatnya ga sengsara lagi. Ayo pak, utamakan kepentingan rakyat diatas kepentingan partai & pribadi. Kami doakan semoga pemimpin kami adalah orang-orang yang jujur, berakhlak, dan bertindak cepat & tepat untuk kemajuan bangsa ini. Bersama kita bisa!!!

-Sartika Ika S.-
Read more...

23 September 2010

Manfaatkan Peluang. Langsung Tancaaaap

2 komentar

Innalillahi wainnailayhi roji'un... Sabtu, 18 September 2010 yang lalu Pajak USU a.k.a PAJUS terbakar. Sedikit info buat teman2 di luar Medan, PAJUS adalah pasar (orang Medan nyebut pasar dengan sebutan pajak) atau lebih kerennya pusat perbelanjaan yg terletak di lingkungan USU. Di PAJUS hampir semua kebutuhan tersedia, mulai dari alat tulis dan kantor, flash disk, makanan, minuman, pulsa, cassing, buku, sepatu, tas, aksesoris, sampe pakaian ada di sini. Hrganya juga dijamin murah. Ga heran kalo pelanggannya bukan hanya mahasiswa USU, tapi juga anak sekolah, mahasiswa kampus lain, orang kantor, dan masyarakat umum pada nge-fans sama PAJUS. Sebagai mahasiswa USU, apalagi anak ekonomi yg kampusnya deketan sama PAJUS, cukup bangga juga sama PAJUS yg udah melayani kebutuhan hampir semua masyarakat Medan (lebay ya??).

Anyway, balik ke masalah kebakaran. Dengar2 kabar sih penyebabnya karna genset salah satu pedagang yg meledak. Akhirnya hampir seluruh PAJUS ludes diganyang api n hampir ga ada yg bisa diselamatkan. Semoga Allah memberikan kesabaran dan ganti yg lebih baik buat para pedagang di PAJUS. Amiin...

Terbakarnya PAJUS ini bukan cuma buat sedih para pedagang, tapi juga para konsumen. Banyak orang-orang bingung sekarang. Mau beli kebutuhan kuliah di mana? Di tempat lain mahal. Apalagi buat kantong anak kost.

Ngeliat kondisi ini, aku jadi punya ide. Ahhaaa... kesempatan emas nih. Jadilah aku berpikir untuk jadi PAJUS keliling (cape' dong..). Melihat kebutuhan para mahasiswa akan kebutuhan terhadap alat tulis, menimbang belum adanya penyedia bagi kebutuhan tersebut di kampus tercinta, maka aku memutuskan untuk berbisnis alat tulis.

Percuma dong anak ekonomi kalo ga bisa ngeliat peluang bisnis yang ada. Aku pun mencari tau grosir alat tulis yang murah. Alhamdulillah di dekat kantor kakakku ada grosiran. Dengan modal uang beasiswa, aku pun membeli beberapa jenis pulpen dan kertas binder untuk dijual.

22 September 2010 menjadi salah satu hari yg bersejarah dalam hidupku. Hari itu akupun membawa daganganku ke kampus sambil kuliah. Begitu sampe kelas, dengan gagah perkasa ku keluarkan barang2 itu dan.... seet seet seet... kawan2 pun langsung menyerbunya. Alhamdulillah beberapa pulpen langsung raib dan berubah jadi uang. Ada juga yg pesan barang2 lainnya.

Memang untungnya keciiiiil kali. Tapi entah kenapa rasanya senang aja bisa menghasilkan uang sendiri n bantu meringankan kesulitan orang lain. Memang ini bukan bisnis pertama, tapi tetap aja feel nya beda. Apalagi hari ini. Pas lagi mau foto kopi tugas, tiba2 ada orang di foto kopi yg nanya kertas binder sama kakak penjualnya. Ternyata disitu ga jual kertas binder. Jadilah dengan gentlemen kawan awak bilang sama tu orang yg ternyata dia kenal: "beli sama ika aja...". Dia langsung respon positif, malah minta 2 bungkus. Emang kalo rezeki ga kemana... Selesai dari foto kopi, aku balik ke kelas. Eh... tiba2 cewe tadi datang n mau beli kertasnya lagi. Tpi sayang sejuta sayang, persediaanku abis. Moga aja besok-besok dia mau beli sama aku lagi ya Allah...

Ada beberapa orang yg bilang, "ngapain sih, kan untungnya juga kecil..". Tapi aku ga perduli. Karna yg kucari bukanlah keuntungan (tapi tetep gak mau rugi juga dong..), yang kucari adalah pengalaman, pembelajaran, dan perjalanan hidup. Pengalaman memulai, memajukan, dan mempertahankan bisnis walaupun kecil2an. Pembelajaran dalam mencari pemasok, mempromosikan produk, dan berkomunikasi dengan pembeli. Perjalanan hidup yang nantinya akan kutulis di dalam buku kisah sukses ku kelak. Kesuksesan yg dimulai dari bawah, dari sebuah langkah kecil, dari hasil pemikiran yang matang, dan dari keberanian. Jadi bisa lebih memotivasi orang. Kalo kisah perjuangannya langsung dimulai dari bisnis bermodal besar, orang bakal mikir "ya iyalah dia bisa, modalnya banyak sih. Kalo kita yg kecil ini mana mungkin sukses kayak dia...". Itu sih pemikiran aku aja.

Apapun ending nya nanti, intinya aku mau jadi orang yg berguna, mandiri, tangannya lebih sering di atas, n ga jadi sampah masyarakat yg kehadirannya ga diinginkan siapa pun. Doain ya moga bisnisnya lancar... Rencananya sih mau ekspansi nih. Dari FE merambat ke FK. Mohon doanya ya \^0^/

-Sartika Ika S.-
Read more...

19 September 2010

Sayang Kamu Selalu

4 komentar

Assalamu'alaykum.... Wah, udah lama nih ga nongol-nongol tulisannya. Sekalinya nongol, eh... judulnya norak bin lebay gini. Gapapa deh. Entah kenapa sore ini aku kangen sangat sama saudari-saudariku yang ngegemesin semua. Heheheheh

Kenal sama mereka sih beda-beda. Ada yang sejak SMP kayak Kiki & Nungki. Tapi ada juga yang pas SMA baru ketemunya kayak Husna, Dwieta, Ratna, Eva, Rida, Tika, Tije, n Saidah. Tapi intinya semuanya kucinta. Masing-masing punya karakter yang beda-beda. Tapi alhamdulillah kesamaan aqidah yang menjadi pemersatu kami.

Jadi inget sama Kiki yang sulit untuk nolak bantuin orang lain. Si Nungky yang pintar, kritis, aktif n santun (kok mau ya temenan ma aku yang rada ancur ini???). Husna si anak Bandung yang slalu bisa ngasi solusi dan menenangkan (pa kabar dirimu skarang ukh? Susah amat dihubungi...). Dwieta kawan awak yang lugu n cuek, tapi baik hati dan tidak sombong (rajin nabung juga gak ya?). Ratna yang slalu bisa mencairkan suasana n kreatif. Eva si lugu yang baik hati, rajin bantu ortu, n apa adanya. Rida yang bela-belain pulang cepat dari kampungnya demi halal bi halal sama kami-kami ini (hix hix, saya terharu...), tempat yang enak buat curhat n penuh semangat (ditunggu ya jadi bu dosen n motivator). Tika yang sangat mengikuti sunnah Rasul dengan menjual macam-macam produk mulai dari jilbab, rok, sampe kue lebaran. Tije yang pembawaannya slalu tenang. Saidah si kakak gahul yang selalu enerjik, penuh semangat, n ga gampang nyerah.

Mungkin cuma beberapa dari mereka yang sering kujumpai karena masih satu kota. Tapi rasa persaudaraan tak kenal yang namanya jarak dan waktu. Walau kita dipisahkan saudera yang luas, walau cuma bisa ketemu sekali setahun... Tapi pertalian hati yang sudah terjalin tak mudah untuk diputuskan. Ukhuwah yang erat membuat hati selalu dekat. Semoga jalinan ukhuwah ini tetap dapat kita jaga dan semoga mendapat ridho Allah... Semangat raih cita-cita!!!

-Sartika Ika S.-
Read more...

08 September 2010

Menyambut Idul Fitri

2 komentar

Hari-hari menjelang idul fitri, biasanya yang paling sibuk adalah para muslimah. Mulai dari mempersiapakan interior rumah yang ingin tampil beda di saat hari raya, mempersiapakan kue-kue kecil, merancang busana hari raya, bagi yang mudik telah bersiap mengepak dan mempersiapkan segala sesuatu yang harus dibawa, pokoknya hiruk pikuk urusan duniawi mengisi hari-hari menjelang lebaran.

Apa sebenarnya makna iedul fitri bagi seorang muslim atau muslimah?

Iedul fitri bermakna sebagai hari kemenangan bagi yang puasanya diterima oleh Allah karena telah mampu melawan hawa nafsu selama sebulan penuh dan telah menjalankan ibadah puasa dengan ikhlas hanya karena Allah ta’ala. Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa malam Idul Fitri disebut malam pemberian hadiah, pada malam itu Allah berseru kepada malaikatnya: "Aku bersaksi wahai malaikatku bahwa Aku telah memberikan pahala puasa hamba-hambaKu, pahala sholat-sholat mereka. Aku limpahkan kepada mereka ridho dan
ampunanKu.

Yang menjadi pertanyaan, apakah puasa kita telah diterima oleh Allah SWT? Jawabnya wallahu’alam. Tapi setidaknya, menurut para ulama ada indikasi-indikasi yang menjadi tolok ukur apakah puasa seseorang diterima atau tidak. Indikasi yang pertama adalah ketika tingkat kualitas kesholehan seseorang bertambah baik, kedua, jiwanya selalu diliputi oleh keimanan dan yang ketiga, keterikatannya terhadap hukum syara’ makin meningkat baik secara individu maupun kehidupan sosialnya.

Iedul fitri juga bermakna sebagai hari kemenangan sejati bagi yang benar-benar melakukan penghayatan dan pengamalan selama bulan romadhon. Sehingga menghantarkan kepada pribadi yang fitri, kembali kepada fitrahnya yang bersih, suci bagai kain putih yang belum terkotori oleh noda.

Meskipun pada detik-detik menjelang iedul fitri ini, para muslimah atau lebih tepatnya para istri atau ibu-ibu disibukkan dengan urusan-urusan rumah tangga yang bersifat duniawi, tapi bukan berarti melalaikan urusan ukhrowinya. Justru disinilah tantangannya.
Muslimah ditantang untuk mampu mengatur waktunya denganbaik sehingga antara kesibukan rumah tangga dan ibadah kepada Allah tetap berjalan seimbang. Jangan sampai momen baik ini terlewatkan tanpa melakukkan aktivitas yang berarti di hadapan AllahSWT.

Sempatkan untuk mengevaluasi diri (mutaba’ah) dan mengkalkulasi keburukan diri sendiri dan memikirkan seberapa banyak kebaikan-kebaikan yang belum dilakukan (muhasabah).
Jadikan pula iedul fitri sebagai ajang tasyakur, mengasah kepekaan sosial dan refleksi diri untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Khalik.

Di negeri ini, ada tradisi silaturahmi setiap perayaan hari raya iedul fitri. Sebuah tradisi yang layak untuk dilestarikan. Saling mengunjungi, saling bermaaf-maafan dengan sanak saudara, teman sejawat, tetangga, mitra kerja, atasan dan bawahan. Selain menggugurkan dosa-dosa tentunya tradisi ini akan menyambungkan kembali tali silaturahmi, mempererat persaudaraan dan semakin meningkatkan ukhuwah islamiyah.

Mudah-mudahan iedul fitri kali ini, menjadikan kita hamba yang lebih baik, mempunyai semangat baru dan lahir sebagai sosok baru seperti kepompong yang berubah menjadi kupu-kupu yang penuh dengan keindahan taqwa kepada Allah SWT. Amin ya robbal ‘alamin. Wallahu’alam…***


Penulis bernama Nani Agus, seorang ibu rumah tangga dengan dua putri. Pemerhati perkembangan Islam baik local dan manca Negara serta aktif di berbagai kegiatan Islam.


http://www.eramuslim.com/akhwat/muslimah/menyambut-idul-fitri.htm
Read more...

26 Agustus 2010

19

3 komentar
Alhamdulillah...
Allah masih memperkenankanku untuk memperbaiki diri,
Mempersiapkan tabungan hari kemudian..

Alhamdulillah...
Di bulan Ramadhan yg suci,
Bertubi-tubi doa menghampiri,
Dipanjatkan orang-orang yg masih mengasihi
Semoga diridhoi oleh Ilahi

Semoga aku tidak menyia-nyiakan masa,
Yang masih tersisa

19 tahun di dunia
Semoga dapat mendewasakanku
Sehingga waktu tak berlalu begitu saja

-Sartika Ika S.-
Read more...

17 Agustus 2010

Perjoeangan Berlanjut

4 komentar

17 Agustus 2010... Artinya negeri kita Indonesia ini udah berumur 65 tahun. Ga beda jauh dari umur papaku. Tapi kalau papaku udah keliatan menua, kulit berkeriput, kesehatan menurun, dan rambut memutih, beda halnya dengan Indonesia. Sebagai negara seharusnya makin tua ya makin jaya. Betul apa betull...??? Nah, kalo diliat-liat Indonesia kita ini makin ke sini emang makin mantep. Banyak gedung-gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan yang lomba-lomba pengen mencakar langit, yang bayangannya menutupi rumah rakyat kecil yang sebenarnya tak pantas disebut rumah karena tak mampu melindungi penghuninya dari serangan cuaca. Kendaraan mewah pun tak pernah berhenti melanglang buana di sepanjang jalan, yang kacanya terlalu gelap untuk dapat melihat penderitaan para penghuni jalanan yang setiap hari kenyang mengonsumsi polusinya. Beragam produk asing memasuki pasar dan mendapat sambutan fantastis dari masyarakat Indonesia, jadi para pengrajin Indonesia gak perlu lagi buat produk Made in Indonesia. Wilayah Indonesia yang kaya barang tambang ini juga ga perlu repot lagi, krena banyak pihak asing yang rela menyedot semua kekayaan kita dan membiarkan penduduk sekitarnya istirahat dengan tenang karena ga bisa makan. Oia, satu yang tak boleh dilewatkan dari Indonesia saat ini adalah korupsinya. Jadi kalo orang Indonesia mau sedekah gampang kali caranya, kan banyak koruptor yang siap menampung uang rakyat. Lagian, koruptornya juga ga jarang dari wakil rakyat sendiri. Kan istilahnya dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat.


Hmmm, kalo para pahlawan liat kondisi negara yang dulu mereka perjuangkan dengan mengorbankan seluruh jiwa, raga, dan hartanya ini mereka bakal komen apa ya? Waduh, bisa-bisa seluruh warga negara Indonesia di hukum jalan jongkok, lari keliling Indonesia, atau apa saking ga becusnya ngurus negara yang satu ini.


Ya, biarpun sekarang kita bebas pake bahasa Indonesia n ngibarin bendera merah putih, tapi apa kita udah bisa dibilang merdeka? Kita masih sangat bergantung sama bangsa lain, ga berani unjuk gigi ketika dihina, apa lagi masih banyak bagian dari bangsa ini yang dikuasai pihak asing. Pulau aja masih bisa direbut sama tetangga.


Ayo. Sama-sama kita jadi GENERASI PELURUS, bukan generasi penerus kebobrokan.


Hiduplah Indonesia Raya


-Sartika Ika S.-
Read more...

11 Agustus 2010

Alhamdulillah, Berjumpa Ramadhan

1 komentar

Awalnya saya mau curhat dulu... Di tanggal 26-30 Juli, 1-3 Agustus, dan 7-8 Agustus 2010 saya diminta untuk mengikuti kegiatan Dauroh Mentor (DM) di kampus. Ya, untuk membekali dan melatih diri kalau suatu saat jadi pementor... Selain itu, saya juga diminta untuk mengikuti kegiatan Dauroh Mar'ah Sholiha (DMS) dari UKMI Ad-Dakwah USU pada 27-29 Juli 2010. Kalau yang ini acaranya pake nginap 3 hari 2 malam. Setelah konsultasi ke pihak yang "berwenang" akhirnya saya mengikuti kedua acara tersebut semampu saya. Setelah DMS usai dengan bolos di DM selama 3 hari, saya dapat kabar kalau mantan SMA saya akan mengadakan kegiatan SMSC (sejenis rihlah dan outbound) pada tanggal 2-4 Agustus 2010. Lagi-lagi saya menanyakan pada pihak yang "berwenang" untuk menentukan pilihan yang tepat. Akhirnya saya pun mengikuti acara SMSC tersebut dan bokos dari DMS 2 hari. Rasa letih belum terhapus dari tubuh, saya sudah mendapat panggilan lagi untuk menjadi instruktur pesantren kilat ramadhan di SMA saya pada 13-15 Agustus mendatang. Sementara 14 Agustus di kampus saya menjadi panitia Silaturrahim Mahasiswa Baru. Jadi saya mohon maaf sekali karena tidak memposting entri baru selama beberapa minggu ini, bahkan mungkin sampai beberapa hari ke depan. (T_T)

Kembali ke judul. Alhamdulillah, Allah masih memoerkenankan saya untuk berjumpa dengan bulan penuh rahmat, berkah, ampunan, pahala, dan berbagai nikmat yang Subhanallah; Ramadhan 1431 H. Tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan berburu ridho Ilahi ini. Mungkin ada saudara kita yang sudah dipanggil Allah Swt. sebelum sempat menghirup udara Ramadhan tahun ini. Jadi marilah kita manfaatkan peluang investasi besar ini untuk menanamkan modal kita sebesar-besarnya bagi kehidupan yang hakiki.

Saya mengakui masih banyak kekurangan pada diri saya. Tulisan saya mungkin masih jauh dari sempurna, bahkan tak jarang bisa menyakiti hati saudara-saudaraku di dunia maya ini. Maka dari itu, saya sangat memohon kemurahan hati semuanya utuk mau memaafkan segala kesalahan saya. Agar kita sama-sama menjalani ibadah di bulan Ramadhan ini dengan kebersihan diri dan hati. Semoga dengan begitu kita bisa lebih khusuk dan maksimal dalam beribadah, dan semoga Allah meridhoi segala amal ibadah kita.

Fastabiqul Khairat...
Read more...

22 Juli 2010

Service Mata

3 komentar

Alkisah, tadi pagi untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di lantai sebuah pusat pengobatan mata yang ada di kota Medan. Sekitar pukul 9.30 WIB tepatnya kami menyambangi klinik mata itu. Biarpun masih cukup pagi, namun area parkir sudah disesaki beragam kendaraan yang masih ngimpor. Setelah memarkirkan kendaraan, langkah kami terayun ke arah pintu masuk. Tak berbeda dengan kondisi di luar, keadaan yang kami dapati di ruang tunggu pun begitu ramai. Orang dengan beragam suku, usia, warna kulit, dan keluhan sudah berdatangan ingin "mengunjungi" para dokter. Setelah mendaftar aku segera mengambil tempat duduk yang kulihat sebelum targetku dimangsa orang. Sambil duduk menunggu giliran, aku memerhatikan para petugas di klinik tersebut. Para petugas selalu tersenyum melayani setiap pasien tanpa memandang penampilan, usia, maupun asal mereka. Setiap pertanyaan yang diajukan orang-orang awam ini dijawab semampunya. Ketika ada seorang pasien yang meminta tolong perawat untuk meneteskan obat tetes mata padanya, si perawat meladeninya sambil berbincang ringan dengan si pasien. Terkadang wajah mereka pun berubah serius kala harus mengerjakan tugas masing-masing seperti meng-input data, memeriksa berkas pasien, atau ketika melakukan pemeriksaan. Pemandangan yang cukup menyejukkan bagiku. Para pegawai bertugas dengan tanggung jawab tanpa melupakan kelembutan dan kesopanan kepada semua pasiennya tanpa terkecuali.

Meskipun cukup ramai, namun pelayanan diberikan dengan cukup cepat dan sigap. Tak sampai setengah jam menunggu, namaku pun dipanggil. Di ruang pertama yang berada di lantai 1, si petugas menanyakan keluhan yang kurasakan. Aku pun menjelaskan bahwa mataku sering tidak fokus ketika membaca atau menonton, seperti berbayang. Ia pun mendekatkan mataku pada sebuah alat dan memeriksanya. Setelah itu sebuah benda berbentuk kaca mata pantat botol (bulat-red) di pasangkan pada mata ku dan aku disuruh untuk membaca beberapa huruf yang ditampilkan di sebuah layar kecil. Setelah ia menuliskan hasilnya di berkas kesehatanku, aku pun diminta untuk menunggu sebentar di luar.

Sekitar 5 menit kemudian, aku dan beberapa pasien lain di ajak naik ke lantai 2. Di sana aku melakukan pemeriksaan dengan alat yang lain lagi. Sebuah alat yang lucu bagiku. Entah apa nama alat ini. Mataku di dekatkan pada alat ini, yang ku lihat adalah cahaya berwarna merah. Ketika si petugas merasa posisinya sudah pas, dia pun memencet tombol pada alat dan wuss.. Seperti ada angin yang ditiupkan pada mataku. Aku sempat kaget ketika proses ini berlangsung. Untungnya aku bukan penderita penyakit latah. Dari sini, tahap selanjutnya aku menemui si dokter mata yang ramah. Ia memeriksa akomodasi mataku dengan cara memerhatikan mataku saat aku mengikuti arah gerakan jari tangannya. Mataku juga sempat diperiksa dengan sebuah alat.

Aku cukup tegang mendengar hasil yang akan dilontarkan sang dokter. Aku takut kalau sampai harus memakai kaca mata karena mataku menderita gangguan yang cukup serius.

"Ini matanya gak apa-apa. Cuma kelelahan saja. Yang penting adik jangan tidur lewat dari jam 10 malam (*jadi kalo udah jam 11 malam, ga boleh tidur lagi dong sampe pagi karena udah lewat dari jam 10 ;)). Trus, jangan minum kopi, minuman bersoda, atau makan coklat (*untung semuanya aku emang gak suka..). Itu semua harus dijaga ya, kalo gak nanti bisa jadi serius... 10 hari lagi kita cek. Obatnya dihabiskan..."

Alhamdulillah, sakitnya gak serius, cuma kelelahan aja. Jadi harus lebih jaga kesehatan n pola hidup ni. Memang sehat itu mahal, tapi kalo udah sakit bakal lebih mahal lagi nyembuhinnya. Yang paling berat ni masalah tidur. Kalo udah keenakan nonton, baca, atau ol jadi sering lupa waktu. Tapi demi si bola mata, apa pun akan kulakukan. Termasuk ngurangi jam ol, biar matanya ga capek nongkrong di depan si leeppyy.

Mata memang salah satu nikmat besar yang Allah pinjamkan pada kita. Dengan mata kita dapat melihat setiap milimeter kesempurnaan ciptaan Allah. Namun, mata ini sering kali terlupakan. Sering tak diperhatikan, tak dianggap, tak disyukuri... Mungkin karena mata hanya sering digunakan untuk melihat hal-hal lain, namun tidak untuk melihat mata itu sendiri. Mata yang cukup kecil ini jadi dianggap tidak memiliki arti karena tidak disyukuri fungsi besar darinya. Padahal, tanpa mata maka yg ada hanya gelap gulita. Seindah apapun maha karya Sang Pencipta, tak kan ada indahnya bagi kita tanpa nikmat mata yang sehat. Mungkin ini teguran dari Allah untukku agar mensyukuri nikmat-nikmat Nya, termasuk nikmat mata yang dapat melihat ini. Salah satu bentuk syukur yang harus kita lakukan adalah dengan merawatnya dan memberinya "makan" dengan hal-hal baik. Melihat yang baik, membaca yang bermanfaat, menonton yang benar. Tidak hanya mata, tapi semua nikmat yang Allah pinjamkan pada kita ini harus disyukuri, dirawat, dan dimanfaatkan dengan baik agar Sang Pemilik tidak marah pada kita.

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

(Q.S. Ar Rahman)
Read more...

17 Juli 2010

Beda Orang, Beda Pemikiran

8 komentar

Assalamu'alaykum...

Saat masih balita dulu, mama saya selalu membacakan buku cerita pada saya. Beliau selalu membelikan saya sebuah majalah bernama "Bobo" dan mengisahkan isinya dengan cara yang sangat menarik. Saat itu, saya selalu merasa senang tiap kali mama membacakan cerita untuk saya. Hingga duduk di bangku sekolah dasar, saya masih setia mengonsumsi cerita dan informasi yang disajikan majalah anak-anak itu. Namun, tentunya saya sudah bisa membacanya sendiri tanpa bantuan mama. Banyak kisah menarik yang saya dapatkan. Informasi yang disampaikan juga sangat edukatif. Dari majalah itulah pertama kali saya mengenal istilah deja vu, tumbuhan bernama leunca, dan sebagainya. Saya juga terdorong untuk belajar menulis surat dan mengirimnya ke kantor pos karena saya mendapat sahabat pena dari majalah tersebut.


Ada beberapa kisah atau cerpen dari majalah tersebut yang masih saya ingat sampai sekarang. Dan saya baru menyadari bahwa cerita tersebut mengandung pelajaran-pelajaran yang berguna bagi kehidupan. Saya ingin berbagi salah satu cerpennya kepada para pembaca, tentunya dengan bahasa saya dan beberapa perubahan karena saya tidak ingat pasti kata-katanya. Saya lupa judulnya apa, tapi marilah kita mengambil hikmah dari cerita ini.


**********

Di sebuah desa, hiduplah seorang pedagang tua bernama Pak Amir (ngarang-red). Ia telah menjalankan usahanya selama berpuluh-puluh tahun. Ia memiliki sebuah toko yang cukup besar di desa itu. Disana ia menjual berbagai barang kebutuhan masyarakat. Meskipun ia dapat dikatakan orang terkaya di desanya, namun ia tidak sombong dan tetap hidup sederhana. Ia menjalankan usahanya dengan penuh disiplin sehingga bisa menjadi sukses.


Pak Amir sudah tidak memiliki istri lagi. Sang pendamping setia telah dipanggil yang Maha Kuasa beberapa tahun yang lalu. Sekarang beliau hanya tinggal bersama kedua buah hatinya yaitu Ali dan Eko (ngarang lagi-red). Mereka selalu hidup rukun dan saling menyayangi.


Suatu hari, Pak Amir terserang sakit yang cukup parah. Ia merasa umurnya tidak panjang lagi. Ia pun mengumpulkan kedua anaknya untuk memberi pesan terakhir. Dengan penuh keharuan, Ali dan Eko duduk di samping tempat tidur ayahnya sambil mendengarkan ucapan ayahnya dengan penuh perhatian.


"Ali... Eko... Mungkin Ayah tidak hidup lama lagi. Ayah hanya ingin berpesan pada kalian, bukalah toko kalian masing-masing di tempat yang berbeda. Ketika pergi dan pulang dari toko jangan sampai kalian terkena matahari. Lalu, makanlah ikan dengan jumlah mata 1000 mata setiap harinya......"


Setelah menyampaikan pesan itu, malaikat maut pun menjemput Pak Amir. Setelah menyelesaikan segala urusan yang menyangkut beliau, Ali dan Eko pun segera menjalankan pesan ayahnya. Dengan bermodal harta peninggalan sang ayah, keduanya mulai membuka toko masing-masing yang terletak berjauhan.

Berdasarkan pesan ayahnya, Ali pun membeli sebuah kereta kencana yang akan membawanya setiap hari dari rumah ke toko dan sebaliknya, sehingga ia tidak terkena matahari yang cukup panas saat berangkat maupun pulang. Ia juga membeli 500 ekor ikan bawal setiap hari untuk dikonsumsi. Kebiasaannya ini membuat pengeluarannya lebih besar dari pemasukannya. Usahanya yang dirintisnya juga tidak begitu maju.

Berbeda dengan Ali, Eko menjalankan pesan terakhir ayahnya dengan cara membuka tokonya di waktu pagi buta saat matahari belum menunjukkan sinarnya. Dengan begitu masyarakat yang ingin membeli kebutuhan sehari-hari akan datang ke tokonya karena jam segitu belum ada toko lain yang tutup. Ia menutup tokonya saat matahari sedah terbenam sehingga waktu buka tokonya lebih lama daripada toko lain. Dengan demikian ia tidak pernah terkena matahari saat membuka atau menutup tokonya. Eko sehari-harinya mengonsumsi ika teri yang biarpun banyak, namun harganya tetap murah sehingga tercapailah setiap harinya ia memakan ikan dengan jumlah mata 1000 buah. Berkat kesederhanaan, disiplin, dan kerja kerasnya maka usaha yang dirintis Eko maju pesat meninggalkan usaha Ali.

**********

Dari cerita di atas dapat kita lihat bahwa sebuah pernyataan yang sama yang disampaikan pada 2 orang yang berbeda dapat memiliki arti yang berbeda pula. Ali mungkin akan berpikir bahwa pesan sang ayah adalah salah besar karena dengan menjalankan pesan tersebut justru ia mengalami kerugian. Sementara Eko mungkin akan berpikir bahwa pesan aahnya itu sangat bijaksana dan bermanfaat dalam hidupnya karena dengan menjalankan pesan itu usahanya menjadi maju dan hidupnya sejahtera.

Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita sering atau setidaknya pernah mengalami hal seperti ini. Terkadang kita seperti Ali yang menyalahkan si pemberi pernyataan atau nasihat karena kegagalan atau kerugian yang kita alami setelah mengikutinya. Kita akan langsung mengatakan bahwa pernyataan/nasihat itu salah besar dan tidak akan percaya pada orang itu lagi. Namun, pernahkah kita berpikir bahwa mungkin kitalah yang terlalu dangkal dalam memahami dan mengartikan pesan itu. Jadi ketika terjadi perbedaan pendapat mengenai suatu hal, tak ada salahnya kita duduk bersama dengan orang yang berbeda dengan kita dan membicarakan hal tersebut sambil bertukar pikiran dan mencari sumber-sumber terpercaya. Mungkin saja orang yang berbeda pendapat dengan kita itu sebenarnya seperti Eko yang lebih kritis dan kreatif dalam memahami suatu hal. Wallahu a'lam bishshowab.....

-
Sartika Ika S.-
Read more...

12 Juli 2010

Warna-Warna Kesukaan Rasulullah Saw

2 komentar

Selama ini mungkin kita hanya mengetahui bahwa Rasulullah atau Islam identik dengan warna hijau. Sebenarnya apa warna-warna favorit Rasulullah Muhammad saw?

Annas bin Malik mengatakan, “Warna yang paling disukai oleh Rasulullah saw adalah hijau.” Namun selain itu Rasul juga ternyata menyukai warna putih. Ada juga keterangan bahwa Nabi Muhammad saw pernah memakai pakaian berwarna hitam, merah hati, abu-abu dan warna campuran.

Imam Al-Ghazali dalam Ihya' Ulumiddin berkata : " Yang amat disukai oleh Nabi saw ialah warna putih."

Ibnu Hajjar dalam Tanbih Al Akhbar mengatakan: "Pada hari raya kami disuruh memakai pakaian berwarna hijau karena warna hijau lebih utama. Adapun warna hijau adalah afdhal daripada warna lainnya, sesudah putih."

Ibnu Ady meriwayatkan dari Jabir r.a yang berkata: "Aku pernah melihat Nabi saw memakai serban hitam yang dipakainya pada hari raya..."

Al Baihaqi meriwayatkan hadis dari Jabir r.a katanya : "Pernah Rasulullah saw berpakaian yang bercorak merah pada dua hari raya dan pada hari Jumat."

Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. dia berkata : "Pernah Nabi saw keluar dengan kepala yang dibalut sehelai kain yang berwarna abu-abu."

Imam Bukhari meriwayatkan hadis dari Anas r.a, beliau pernah melihat : "Nabi saw menutup kepalanya dengan kain biasa yang bercorak-corak warnanya." (sa/bakkah.net)


http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/warna-warna-kesukaan-rasulullah-saw.htm
Read more...

30 Juni 2010

Gawat! Bapak-Bapak Komplek Pada Demam...

2 komentar

Ya, itu yang terjadi saat ini. Hampir semua bapak-bapak komplek kena demam. Gejalanya pusing, sulit tidur, dan badan sulit bergerak. Gawat nih! Udah sekitar 2 minggu mereka mengalaminya. Tapi satu pun gak ada yang mau di bawa ke dokter.



Kok bisa??? Ya bisa dong. Mereka rata-rata kena demam Piala Dunia. Gejalanya kepala pusing kalo mati lampu malam-malam karna jadi gak bisa nonton bola. Terus, hampir tiap malam begadang demi yang katanya tim kesayangan *padahal timnya gak sayang ama dia, bertepuk sebelah tangan nie. Gejala lainnya, badan susah gerak untuk ikut pengajian tiap kamis malam. Pokoknya, ada aja alasan yang jadi kambing hitam. Kurang enak badan lah, ada urusan lah, ini lah itu lah. Pada pinter ngarang deh 1 bulan ini. Alhasil, yang datang pengajian dikit abis. Takutnya sih, sampe 11 Juli nih pengajian bakalan vacum.



Oh no! Kalo sampe 1 bulan gak ada yang saling mengingatkan, berenti mengkaji firman-firman Allah, sekalian jalin silaturahim mau jadi apa komplek ini?! Orang tuanya aja gitu, gimana anak mudanya???



Ayolah bapak-bapak, bergegaslah kalo ada ajakan kepada Allah. Bergegaslah menghadiri majelis-majelis ilmu. Tinggalkanlah hal-hal duniawi sejenak. Untuk apa ada siaran ulang kalo bukan untuk orang-orang yang punya urusan saat pertandingan live? Berilah contoh yang baik pada generasi muda, minimal yang ada di komplek ini. Semoga Allah menetapkan hati kita semua di atas agama-Nya.



-Sartika Ika S.-
Read more...

Hush...Hush...

2 komentar

Libur, libur dan libur. Wie, waktu yang pas buat beres-beres kamar. Aku baru sadar kalo warna meja belajar yang tadinya abu-abu muda, udah makin gelap aja (ketauan jarang dipake...). Isi meja juga udah gak karuan. Peralatan kakak ku yang banyak itu, udah merajai meja belajar. Buku-buku yang cuma numpang parkir di meja akhirnya pada sempit-sempitan di pinggiran. Komputer juga udah bedebu, cermin di lemari udah buram aja. Pantes kecantikan yang selama ini terpancar jadi agak meredup (ehmm, narsis dikit..).

Tak bisa dibiarkan! Ku ambil kemoceng 'n kain lap. Waktunya ngusir debu... Semua isi meja belajar kuturunkan. Mejanya digeser, dilap sana sini. Peralatan perang yang tadinya ada di atas meja mulai diseleksi satu per satu. Ada kosmetik kakak yang udah kadaluarsa, bon belanjaan dari berbulan-bulan yang lalu, kantongan plastik, dan barang-barang yang perlu dienyahkan lainnya.

Selesai dengan meja belajar, aku beralih ke lemari. Untung isinya udah diberesin bulan lau, jadi ga repot lagi. Cuma perlu ngelap cerminnya biar makin kinclong waktu ngaca (hehheeh). Komputer di lap, kolong tempat tidur di korek-korek. Trus, kamar disapu biar debu-debu pada minggat. Hush...hush...

Finish! Karna udah kecapean, aku ga sempat ngepel kamar. Biar aja deh, besok-besok-besok. Kamarku bersih... Room Sweet Room

-Sartika Ika S.-
Read more...

25 Juni 2010

Pesona Air Terjun Sipiso-Piso

0 komentar

Sesuai rencana, tepat pada tanggal 15 Juni 2010 yang lalu, Bidang Keputrian BP2M Baiturrahmah FE USU mengadakan rihlah (jalan-jalan/bepergian) ke Air Terjun Sipiso-Piso. Wisata alam ini terletak di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatera Utara. Acara ini sudah menjadi salah satu dari progam kerja bidang ini. Rasa penasaran meliputi pikiran, karena jujur ini kali pertama saya mengunjungi tempat wisata alam ini. Apalagi ujian baru saja usai. Kegiatan ini menjadi kesempatan emas untuk mengistirahatkan pikiran sejenak.

Pukul 7.30 WIB para peserta rihlah sudah mulai berdatangan ke titik kumpul. Bus executive telah menunggu dengan setia. Tepat pukul 8.00 WIB dengan mengucapkan bismillah mulailah bus berangkat. Jalan Dr. Mansyur, Setia Budi, dan Jamin Ginting dilalui tanpa ada hambatan. seiring pergerakan bus, mulailah isi tas dikeluarkan para peserta. Mulai dari permen, keripik, dan biskuit beredar di dalam bus dari satu orang kepada yang lain. Ya, selama perjalanan saja ukhuwah itu sudah tampak dengan adanya saling berbagi. Tak ada yang merasa kelaparan selama perjalanan.

Bus terus melaju. Wilayah Pancur Batu, Sibolangit, dan Berastagi kami lalui untuk mencapai tujuan. Di sepanjang perjalanan, mata kami pun dihibur oleh keindahan alam Sang Maha Pencipta. Pepohonan yang hijau, gunung yang menjulang, awan biru terus menemani perjalanan kami. Memasuki Kabupaten Karo, pohon-pohon jeruk dan buah lainnya menyambut kedatangan kami.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 3,5 jam kami pun tiba di lokasi wisata pada pukul 11.30 WIB. Dengan membayar Rp 60.000 bus kami pun memasuki kawasan Air Terjun Sipiso-Piso. Dari sini kita dapat melihat dari jauh air terjun tersebut, bahkan Danau Toba. Tapi jangan berharap air terjun tersebut dapat langsung disentuh. Karena untuk mencapainya, kita masih harus menuruni sekitar seribu anak tangga.

Sebelum memulai petualangan, kami memutuskan untuk makan siang dan menunaikan sholat zuhur yang dijamak dengan ashar. Setelah menyelesaikan segala urusan, kami pun bersiap-siap untuk turun. Ternyata cuaca kurang bersahabat dengan kami. Hujan rintik-rintik turun membasahi tanah Karo. Beberapa di antara kami mulai ragu untuk melanjutkan misi. Namun, kami pun membulatkan tekad dan memohon perlindungan Allah untuk memulai petualangan menuju si air terjun yang telah dinanti-nanti. Dengan mengucapkan bismillah dan bertakbir, kami pun mengayunkan langkah.

Satu per satu anak tangga kami tapaki. Awalnya perjalanan ini masih terasa mudah. Wajah ceria masih terlihat pada semua peserta. Namun setelah sekitar lima belas menit, rasa lelah mulai merasuki tubuh kami, terutama di bagian kaki. Langkah mulai melambat, dan beberapa kali kami berhenti di tengah jalan sekedar untuk menarik nafas dan mengistirahatkan kaki. Rasa penasaran akan keindahan Air Terjun Sipiso-piso mendorong kami untuk terus melangkah. Jalan yang awalnya mulus karena terdiri dari tangga semen, mulai sulit terasa. Semakin ke bawah, itu semua mulai lenyap. Kami harus menyusuri jalan tanah dengan bebatuan yang banyak dan besar. Lagi-lagi ukhuwah itu tampak. Ketika ada yang kesulitan atau merasa letih melalui jalur tersebut, maka yang lain memberi kekuatan dan membantu saudaranya yang lain. Suara gemuruh air terjun mulai terdengar oleh kami di menit-menit ke empat puluh. hawa sejuk pun menelusup ke balik jaket tebal yang sudah menyelubungi tubuh kami. Suasana ini menambah daya juang kami untuk segera mancapainya.

Perjuangan selama kurang lebih satu jam tersebut membuahkan hasil. Air Terjun Sipiso-piso berdiri tegak di depan kami. Air yang jatuh dari ketinggian sekitar 120 meter ini sebagian dihembus angin dan membasahi kami. Rasa letih setelah menempuh perjalanan panjang terhapuskan oleh pesonanya. Bibir tak hentinya memuja Rabb semesta alam sambil mengagumi ciptaan-Nya. Air terus mengalir hingga mencapai Danau Toba yang berada tak terlalu jauh. Pepohonan hijau terhampar luas mengelilingi air terjun yang menjulang tinggi. Kesempatan emas ini tentunya sangat disayangkan bila tidak diabadikan. Kamera pun mulai dikeluarkan dan air terjun menjadi primadona yang tidak mau dilewatkan oleh semua peserta.

Puas memanjakan mata, hati dan pikiran kami pun kembali ke atas. Dengan nafas tersengal-sengal dan kepuasan atas pengalaman tak terlupakan tadi, kami kembali berjuang mencapai lokasi bus berada. Sesampainya di atas, kamar mandi menjadi rebutan para peserta. Mengganti pakaian dan membersihkan tubuh menjadi ritual utama setelah tubuh basah oleh air terjun ditambah noda tanah di pakaian. Setelah berbenah, beberapa peserta mengisi perut sebentar di warung yang berjejer di sekitar lokasi wisata tersebut. Ada juga yang membeli tanda mata khas daerah setempat.

Sekitar pukul 16.30 WIB kami menaiki bus dan siapp untuk pulang. Bus mulai melaju melalui jalan yang sama seperti yang kami lalui saat berangkat. Di tengah perjalanan, peserta pun menyempatkan diri membeli oleh-oleh berupa buah khas tanah karo seperti jeruk dan markisa. Perjalanan terus berlanjut. Hujan rintik-rintik sempat mengiringi kepulangan kami ke Medan.

Pukul 20.00 saya pun tiba di rumah. Markisa pun menjadi oleh-oleh yang saya persembahkan bagi keluarga saya. Alhamdulillah, Allah telah melindungi kami hingga dapat bertemu kembali dengan keluarga di rumah, berbagi oleh-oleh, dan tentunya mengisahkan petualangan yang tak terlupakan.
-Sartika Ika S.-
Read more...

19 Juni 2010

Nyoblos (Lagi)

0 komentar

Wah, bangun pagi langsung diingatin mama "kita nanti nyoblos jam 9 ya...". Ups, hampir lupa kalo hari ini tanggal 19 Juni 2010. Hari yang sengaja diliburkan oleh pemerintah, tapi khusus Medan lho. Buat apa lagi kalo bukan untuk menyukseskan Pemilukada Walikota dan Wakil Walikota Medan Putaran Kedua periode 2010-2015. Kenapa sampe 2 kali putaran? Jadi gini ceritanya...

Tanggal 12 Mei 2010 lalu, Medan udah ngadain Pemilukada. Calonnya gak tanggung-tanggung, ada 10 pasangan. Busyyeet!!! Saking banyaknya, pecah deh suara masyarakat kota Medan. Apalagi pasangan yang islam ada sembilan pasang. Alhasil suara yg diperoleh tiap pasangan gak ada yg memenuhi syarat, yaitu mencapai 30%. Makanya dibuatlah pemilukada putaran kedua.

Di putaran kedua ini, pasangan yang lolos cuma 2, Rahudman-Eldin dan Sofyan Tan-nelly. Tiap pasangan punya ciri masing-masing. Yang satu pasangan murni pribumi, satu lagi keturunan tionghoa. Yang satu seagama, satu lagi beda. Yang satu orang birokrat, satu lagi dokter dan termasuk tokoh pendidikan. Yang satu ganda putra, satu lagi ganda campuran. Yang satu ga banyak kampanye, satu lagi gelar kampanye akbar plus berjanji gantung diri kalo melakukan korupsi. Emang banyak bedanya. Tapi ada satu kesamaannya. Dua-duanya masih belum sreg di hati. Jadi pilih yang mana dong???

Bimbang masih menyelimuti hati sampe udah mau berangkat ke TPS. Sambil berjalan kaki, ku bulatkan hati memilih pada satu pasangan. Ya, biarpun gak sreg-sreg amat tapi daripada yang itu mending yang ini. Suasana TPS juga sunyi. Gimana enggak. Waktu pemilu putaran pertama aja banyak masyarakat yang gak pake hak suaranya. Umumnya masih banyak orang yang berpikir, "siapa pun pemimpinnya, sama aja". Padahal kan gak gitu. Kalo kita sendiri gak peduli siapa pemimpin kita, berarti kita ga bisa nuntut dia untuk peduli sama kita dong. Apalagi di putaran kedua ini. Belum lagi yang jagoannya udah kalah di putaran pertama. Udah deh, pada cuek sama putaran kedua. Ditambah malam sebelumnya begadang nonton piala dunia. Makin males lah mereka datang ke TPS.

Sekarang cuma bisa berdoa sama Allah. Siapa pun yang akan memimpin kota Medan nanti semoga merupakan orang yang amanah. Yang peduli dengan kemajuan dan kesejahteraan seluruh rakyatnya. Dan tentunya orang yang jujur, gak korupsi. Jabatan bukan dipakai buat balikin modal kampanye 'n nambahin deposito di bank. Tapi harus dipakai 100% untuk kemaslahatan ummat. Semoga....

-Sartika Ika S.-
Read more...

16 Juni 2010

Postingan Perdana

0 komentar

Alhamdulillah.... Akhirnya UAS telah berlalu. Waktu liburan pun datang dan menjadi kesempatan emas untuk membuat blog yang sudah dinanti-nanti sejak lama. Blog ini selain saya buat sebagai tempat menuangkan isi hati dan pikiran, juga saya dedikasikan sebagai tempat membagi ilmu yang saya peroleh pada siapa saja yang membuka blog ini. Semoga niat tulus ini mendapat respons baik dari semua orang dan bisa menjadi amalan yang akan membawa saya ke Jannah-Nya.

Saya sangat bahagia jika blog ini membawa manfaat bagi orang lain dan diri saya tentunya. Kalau ada yang mau share atau mengomentari blog ini agar lebih baik, tentu saya akan lebih senang lagi

Selamat berkunjung di blog ini. Ikuti terus perkembangannya ya....

-Sartika Ika-

Read more...