23 September 2010

Manfaatkan Peluang. Langsung Tancaaaap

2 komentar

Innalillahi wainnailayhi roji'un... Sabtu, 18 September 2010 yang lalu Pajak USU a.k.a PAJUS terbakar. Sedikit info buat teman2 di luar Medan, PAJUS adalah pasar (orang Medan nyebut pasar dengan sebutan pajak) atau lebih kerennya pusat perbelanjaan yg terletak di lingkungan USU. Di PAJUS hampir semua kebutuhan tersedia, mulai dari alat tulis dan kantor, flash disk, makanan, minuman, pulsa, cassing, buku, sepatu, tas, aksesoris, sampe pakaian ada di sini. Hrganya juga dijamin murah. Ga heran kalo pelanggannya bukan hanya mahasiswa USU, tapi juga anak sekolah, mahasiswa kampus lain, orang kantor, dan masyarakat umum pada nge-fans sama PAJUS. Sebagai mahasiswa USU, apalagi anak ekonomi yg kampusnya deketan sama PAJUS, cukup bangga juga sama PAJUS yg udah melayani kebutuhan hampir semua masyarakat Medan (lebay ya??).

Anyway, balik ke masalah kebakaran. Dengar2 kabar sih penyebabnya karna genset salah satu pedagang yg meledak. Akhirnya hampir seluruh PAJUS ludes diganyang api n hampir ga ada yg bisa diselamatkan. Semoga Allah memberikan kesabaran dan ganti yg lebih baik buat para pedagang di PAJUS. Amiin...

Terbakarnya PAJUS ini bukan cuma buat sedih para pedagang, tapi juga para konsumen. Banyak orang-orang bingung sekarang. Mau beli kebutuhan kuliah di mana? Di tempat lain mahal. Apalagi buat kantong anak kost.

Ngeliat kondisi ini, aku jadi punya ide. Ahhaaa... kesempatan emas nih. Jadilah aku berpikir untuk jadi PAJUS keliling (cape' dong..). Melihat kebutuhan para mahasiswa akan kebutuhan terhadap alat tulis, menimbang belum adanya penyedia bagi kebutuhan tersebut di kampus tercinta, maka aku memutuskan untuk berbisnis alat tulis.

Percuma dong anak ekonomi kalo ga bisa ngeliat peluang bisnis yang ada. Aku pun mencari tau grosir alat tulis yang murah. Alhamdulillah di dekat kantor kakakku ada grosiran. Dengan modal uang beasiswa, aku pun membeli beberapa jenis pulpen dan kertas binder untuk dijual.

22 September 2010 menjadi salah satu hari yg bersejarah dalam hidupku. Hari itu akupun membawa daganganku ke kampus sambil kuliah. Begitu sampe kelas, dengan gagah perkasa ku keluarkan barang2 itu dan.... seet seet seet... kawan2 pun langsung menyerbunya. Alhamdulillah beberapa pulpen langsung raib dan berubah jadi uang. Ada juga yg pesan barang2 lainnya.

Memang untungnya keciiiiil kali. Tapi entah kenapa rasanya senang aja bisa menghasilkan uang sendiri n bantu meringankan kesulitan orang lain. Memang ini bukan bisnis pertama, tapi tetap aja feel nya beda. Apalagi hari ini. Pas lagi mau foto kopi tugas, tiba2 ada orang di foto kopi yg nanya kertas binder sama kakak penjualnya. Ternyata disitu ga jual kertas binder. Jadilah dengan gentlemen kawan awak bilang sama tu orang yg ternyata dia kenal: "beli sama ika aja...". Dia langsung respon positif, malah minta 2 bungkus. Emang kalo rezeki ga kemana... Selesai dari foto kopi, aku balik ke kelas. Eh... tiba2 cewe tadi datang n mau beli kertasnya lagi. Tpi sayang sejuta sayang, persediaanku abis. Moga aja besok-besok dia mau beli sama aku lagi ya Allah...

Ada beberapa orang yg bilang, "ngapain sih, kan untungnya juga kecil..". Tapi aku ga perduli. Karna yg kucari bukanlah keuntungan (tapi tetep gak mau rugi juga dong..), yang kucari adalah pengalaman, pembelajaran, dan perjalanan hidup. Pengalaman memulai, memajukan, dan mempertahankan bisnis walaupun kecil2an. Pembelajaran dalam mencari pemasok, mempromosikan produk, dan berkomunikasi dengan pembeli. Perjalanan hidup yang nantinya akan kutulis di dalam buku kisah sukses ku kelak. Kesuksesan yg dimulai dari bawah, dari sebuah langkah kecil, dari hasil pemikiran yang matang, dan dari keberanian. Jadi bisa lebih memotivasi orang. Kalo kisah perjuangannya langsung dimulai dari bisnis bermodal besar, orang bakal mikir "ya iyalah dia bisa, modalnya banyak sih. Kalo kita yg kecil ini mana mungkin sukses kayak dia...". Itu sih pemikiran aku aja.

Apapun ending nya nanti, intinya aku mau jadi orang yg berguna, mandiri, tangannya lebih sering di atas, n ga jadi sampah masyarakat yg kehadirannya ga diinginkan siapa pun. Doain ya moga bisnisnya lancar... Rencananya sih mau ekspansi nih. Dari FE merambat ke FK. Mohon doanya ya \^0^/

-Sartika Ika S.-
Read more...

19 September 2010

Sayang Kamu Selalu

4 komentar

Assalamu'alaykum.... Wah, udah lama nih ga nongol-nongol tulisannya. Sekalinya nongol, eh... judulnya norak bin lebay gini. Gapapa deh. Entah kenapa sore ini aku kangen sangat sama saudari-saudariku yang ngegemesin semua. Heheheheh

Kenal sama mereka sih beda-beda. Ada yang sejak SMP kayak Kiki & Nungki. Tapi ada juga yang pas SMA baru ketemunya kayak Husna, Dwieta, Ratna, Eva, Rida, Tika, Tije, n Saidah. Tapi intinya semuanya kucinta. Masing-masing punya karakter yang beda-beda. Tapi alhamdulillah kesamaan aqidah yang menjadi pemersatu kami.

Jadi inget sama Kiki yang sulit untuk nolak bantuin orang lain. Si Nungky yang pintar, kritis, aktif n santun (kok mau ya temenan ma aku yang rada ancur ini???). Husna si anak Bandung yang slalu bisa ngasi solusi dan menenangkan (pa kabar dirimu skarang ukh? Susah amat dihubungi...). Dwieta kawan awak yang lugu n cuek, tapi baik hati dan tidak sombong (rajin nabung juga gak ya?). Ratna yang slalu bisa mencairkan suasana n kreatif. Eva si lugu yang baik hati, rajin bantu ortu, n apa adanya. Rida yang bela-belain pulang cepat dari kampungnya demi halal bi halal sama kami-kami ini (hix hix, saya terharu...), tempat yang enak buat curhat n penuh semangat (ditunggu ya jadi bu dosen n motivator). Tika yang sangat mengikuti sunnah Rasul dengan menjual macam-macam produk mulai dari jilbab, rok, sampe kue lebaran. Tije yang pembawaannya slalu tenang. Saidah si kakak gahul yang selalu enerjik, penuh semangat, n ga gampang nyerah.

Mungkin cuma beberapa dari mereka yang sering kujumpai karena masih satu kota. Tapi rasa persaudaraan tak kenal yang namanya jarak dan waktu. Walau kita dipisahkan saudera yang luas, walau cuma bisa ketemu sekali setahun... Tapi pertalian hati yang sudah terjalin tak mudah untuk diputuskan. Ukhuwah yang erat membuat hati selalu dekat. Semoga jalinan ukhuwah ini tetap dapat kita jaga dan semoga mendapat ridho Allah... Semangat raih cita-cita!!!

-Sartika Ika S.-
Read more...

08 September 2010

Menyambut Idul Fitri

2 komentar

Hari-hari menjelang idul fitri, biasanya yang paling sibuk adalah para muslimah. Mulai dari mempersiapakan interior rumah yang ingin tampil beda di saat hari raya, mempersiapakan kue-kue kecil, merancang busana hari raya, bagi yang mudik telah bersiap mengepak dan mempersiapkan segala sesuatu yang harus dibawa, pokoknya hiruk pikuk urusan duniawi mengisi hari-hari menjelang lebaran.

Apa sebenarnya makna iedul fitri bagi seorang muslim atau muslimah?

Iedul fitri bermakna sebagai hari kemenangan bagi yang puasanya diterima oleh Allah karena telah mampu melawan hawa nafsu selama sebulan penuh dan telah menjalankan ibadah puasa dengan ikhlas hanya karena Allah ta’ala. Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa malam Idul Fitri disebut malam pemberian hadiah, pada malam itu Allah berseru kepada malaikatnya: "Aku bersaksi wahai malaikatku bahwa Aku telah memberikan pahala puasa hamba-hambaKu, pahala sholat-sholat mereka. Aku limpahkan kepada mereka ridho dan
ampunanKu.

Yang menjadi pertanyaan, apakah puasa kita telah diterima oleh Allah SWT? Jawabnya wallahu’alam. Tapi setidaknya, menurut para ulama ada indikasi-indikasi yang menjadi tolok ukur apakah puasa seseorang diterima atau tidak. Indikasi yang pertama adalah ketika tingkat kualitas kesholehan seseorang bertambah baik, kedua, jiwanya selalu diliputi oleh keimanan dan yang ketiga, keterikatannya terhadap hukum syara’ makin meningkat baik secara individu maupun kehidupan sosialnya.

Iedul fitri juga bermakna sebagai hari kemenangan sejati bagi yang benar-benar melakukan penghayatan dan pengamalan selama bulan romadhon. Sehingga menghantarkan kepada pribadi yang fitri, kembali kepada fitrahnya yang bersih, suci bagai kain putih yang belum terkotori oleh noda.

Meskipun pada detik-detik menjelang iedul fitri ini, para muslimah atau lebih tepatnya para istri atau ibu-ibu disibukkan dengan urusan-urusan rumah tangga yang bersifat duniawi, tapi bukan berarti melalaikan urusan ukhrowinya. Justru disinilah tantangannya.
Muslimah ditantang untuk mampu mengatur waktunya denganbaik sehingga antara kesibukan rumah tangga dan ibadah kepada Allah tetap berjalan seimbang. Jangan sampai momen baik ini terlewatkan tanpa melakukkan aktivitas yang berarti di hadapan AllahSWT.

Sempatkan untuk mengevaluasi diri (mutaba’ah) dan mengkalkulasi keburukan diri sendiri dan memikirkan seberapa banyak kebaikan-kebaikan yang belum dilakukan (muhasabah).
Jadikan pula iedul fitri sebagai ajang tasyakur, mengasah kepekaan sosial dan refleksi diri untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Khalik.

Di negeri ini, ada tradisi silaturahmi setiap perayaan hari raya iedul fitri. Sebuah tradisi yang layak untuk dilestarikan. Saling mengunjungi, saling bermaaf-maafan dengan sanak saudara, teman sejawat, tetangga, mitra kerja, atasan dan bawahan. Selain menggugurkan dosa-dosa tentunya tradisi ini akan menyambungkan kembali tali silaturahmi, mempererat persaudaraan dan semakin meningkatkan ukhuwah islamiyah.

Mudah-mudahan iedul fitri kali ini, menjadikan kita hamba yang lebih baik, mempunyai semangat baru dan lahir sebagai sosok baru seperti kepompong yang berubah menjadi kupu-kupu yang penuh dengan keindahan taqwa kepada Allah SWT. Amin ya robbal ‘alamin. Wallahu’alam…***


Penulis bernama Nani Agus, seorang ibu rumah tangga dengan dua putri. Pemerhati perkembangan Islam baik local dan manca Negara serta aktif di berbagai kegiatan Islam.


http://www.eramuslim.com/akhwat/muslimah/menyambut-idul-fitri.htm
Read more...